HARI GIZI NASIONAL 2018 BERSAMA MENUJU BANGSA SEHAT DAN BERPRESTASI

Written by meilansari

Published   Thursday,     25 January 2018     10:50 AM

Written by Admin

 

 

 

 

 

Bersama membangun gizi menuju bangsa sehat dan berprestasi masih menjadi focus tema peringatan Hari Gizi Nasional ke 58 tanggal 25 Januari 2018, tingginya angka gizi buruk masyarakat Indonesia menjadi alasan utama pemilihan tema besar yang sama dengan tema HGN tahun lalu.

 

Dampak buruk kekurangan gizi tidak hanya terjadi pada bentuk tubuh yang pendek maupun kurus, namun juga pada tingkat kecerdasan otak yang akan berimbas pada rendahnya kualitas sumber daya manusia. Karena itu, upaya percepatan perbaikan gizi terutama pada 1000 hari pertama kehidupan (HPK) perlu dilakukan bersama.

 

Kasus anak Indonesia dengan tinggi badan lebih pendek dari standar usianya (stunting) masih sangat tinggi, oleh sebab itu menjadi perhatian utama peringatan Hari Gizi Nasional 2018 dengan mengambil sub tema mewujudkan kemandirian keluarga dalam 1000 hari pertama kehidupan untuk pencegahan stunting.

 

Angka rata-rata stunting nasional mencapai 10,2% dari berbagai provinsi dan jumlah tertinggi terdapat pada provinsi Sulawesi Tengah yang menyentuh angka 16,9%. Saat ini ada 100 Kabupaten yang menjadi prioritas utama dalam program penurunan angka stunting di Indonesia dan akan berlanjut dengan 200 Kabupaten lainnya.

 

PENCEGAHAN STUNTING MELALUI PERBAIKAN GIZI DAN KEMANDIRIAN KELUARGA

 

Stunting adalah kondisi dimana tinggi badan anak lebih pendek dibanding tinggi badan normal anak seusianya. Faktor utama penyebab stunting yakni buruknya asupan gizi sejak periode awal pertumbuhan dan perkembangan janin hingga anak berusia 2 tahun, selain itu terdapat beberapa penyebab lain seperti lingkungan yang kotor dan seringnya ibu hamil mengkonsumsi alcohol.

 

Pada umumnya gizi buruk balita dilatar belakangi status ekonomi keluarga rendah, sehingga upaya pemenuhan gizi yang layak pada anak tidak dapat terpenuhi karena terkendala daya beli yang rendah. Selain itu rendahnya kesadaran masyarakat terhadap pentingnya nilai gizi pada anak juga menjadi pemicu meningkatnya gizi buruk menyebabkan anak menderita stunting.

 

Langkah pencegahan dan penanganan stunting perlu adanya sinergitas antara pemerintah pusat dengan pemerintah daerah hingga partisipasi masyarakat, hal ini perlu dilakukan mengingat stunting termasuk masalah yang sangat kompleks yang harus melibatkan berbagai kementrian seperti kementrian social maupun perekonomian, jadi tidak hanya menjadi tanggung jawab kementrian kesehatan saja.

 

Membangun kemandirian keluarga merupakan langkah efektif sebagai cara mencegah stunting pada anak dan masalah kesehatan lainnya termasuk gizi buruk. Ada beberapa kriteria keluarga mandiri yang bisa dijadikan acuan tingkat kemandirian keluarga dalam bidang kesehatan.

  1.       Menerima petugas perawatan kesehatan
  2.    Menerima pelayanan keperawatan yang diberikan sesuai dengan rencana keperawatan
  3.    Tahu dan dapat mengungkapkan masalah kesehatan secara benar
  4.    Melakukan perawatan kesehatan sederhana sesuai yang dianjurkan
  5.    Memanfaatkan fasilitas kesehatan secara aktif
  6.    Melaksanakan tindakan pencegahan secara aktif
  7.    Melaksanakan tindakan promotif secara aktif

 

 

Puskesmas sebagai unit kesehatan fungsional harus bisa menjadi pusat penyadaran dan pengembangan masyarakat terkait kesehatan, penyuluhan akan pentingnya gizi buruk anak harus dilakukan secara berkelanjutan agar terhindar dari masalah stunting.

 

Ada 3 langkah sederhana untuk mencegah stunting pada anak

Jika 3 langkah sederhana diatas dilakukan secara konsisten dan kemandirian keluarga tercipta maka masalah stunting pada anak di Kabupaten Brebes dan Kabupaten lain di Indonesia dapat teratasi sesuai dengan cita-cita dan harapan peringatan Hari Gizi Nasional 2018.