Published Thursday, 06 December 2018 09:10 AM
Written by Admin
Tanggal 1 Desember menjadi momentum untuk menumbuhkan kesadaran semua orang terhadap penyakit Acquired Immunodeficiency Syndrome (AIDS) yang disebabkan oleh Human Immunodeficiency Virus (HIV). Virus HIV yang masuk tubuh manusia dapat melemahkan bahkan mematikan sel darah putih dan memperbanyak diri, sehingga lemah, melemahkan system kekebalan tubuhnya. Dalam kurun waktu 5-10 tahun setelah terinfeksi HIV, seseorang dengan HIV positif jika tidak minum obat anti retoviral (ARV), akan mengalami kumpulan gejala infeksi opportunistic yang disebabkan oleh penurunan kekebalan tubuh akibat tertular virus HIV yang disebut AIDS.
Sejak pertama kali ditemukan sampai dengan Juli 2018 sebanyak 640.443 jiwa dan paling banyak ditemukan di kelompok umur 25-49 tahun dan 20-24 tahun. Adapun provinsi dengan jumlah infeksi HIV tertinggi adalah DKI Jakarta (55.099), diikuti Jawa Timur (43.399), Jawa Barat (31.293), Papua (30.699) dan Jawa Tengah (24.757).
Jumlah kasus HIV yang dilaporkan terus meningkat setiap tahun, sementara jumlah AIDS relative stabil. Hal ini menunjukkan keberhasilan bahwa semakin banyak orang dengan HIV AIDS (ODHA) yang diketahui statusnya saat masih dalam fase infeksi (HIV positif) dan belum masuk stadium AIDS. Obat ARV mampu menekan jumlah virus HIV didalam darah sehingga kekebalan tubuhnya tetap terjaga. Sama seperti penyakit kronis lainnya yaitu hipertensi, kolesterol, atau DM, obat ARV harus diminum secara teratur, tepat waktu dan seumur hidup, untuk meningkatkan kualitas hidup ODHA serta dapat mencegah penularan.
Virus HIV tidak mudah menular, karena hanya dapat ditularkan melalui hubungan seksual yang tidak aman, beresiko, berbagi jarum suntik, produk darah dan organ tubuh, serta dari ibu hamil yang positif dengan HIV dapat menularkan kepada bayinya. Perlu diketahui bahwa virus HIV tidak menular melalui penggunaan toilet bersama, gigitan nyamuk/serangga, menggunakan alat makan bersama, bersalaman/berpelukan, ataupun tinggal serumah dengan ODHA. Karenanya, berperilaku hidup bersih dan sehat dapat mencegah terjadinya penularan HIV dan tidak perlu menjahui ODHA. Untuk itu, menjadi ODHA terinfeksi HIV bukanlah penghalang untuk bersosialisasi, bekerja dan berkeluarga.
Upaya pencegahan dan pengendalian HIV – AIDS bertujuan untuk mewujudkan target Three Zero pada 2030 yaitu tidak ada lagi penularan infeksi baru HIV, tidak ada lagi kematian akibat AIDS dan tidak ada lagi stigma dan diskriminasi pada orang dengan HIV AIDS (ODHA).
Selain itu, upaya pencegahan infeksi dan penularan HIV, masyarakat perlu mengingat hal-hal berikut :
# Bagi yang belum pernah melakukan perilaku beresiko, pertahankan perilaku aman (dengan tidak melakukan perilaku seks beresiko atau menggunakan narkoba suntik)
# Bila sudah pernah melakukan perilaku beresiko, lakukan tes HIV segera! Bila tes HIV negative, tetap berperilaku Aman dari hal-hal yang beresiko menularkan HIV.
# Bila tes HIV Positif, selalu gunakan kondom saat berhubungan seksual, serta patuhi petunjuk Dokter dan minum obat ARV, agar hidup tetap produktif walaupun positif HIV.
# Jika bertemu ODHA, bersikap wajar dan jangan mendeskriminasi atau memberikan cap negative, dan berikan dukungan dan
# Jika berinteraksi dengan ODHA, jangan takut tertular karena virus HIV tidak menular baik itu melalui sentuhan, keringat, maupun berbagi makanan. HIV hanya menular melalui cairan kelamin dan darah.