KETAHUI TEKANAN DARAHMU, CEGAH HIPERTENSI DENGAN PENDEKATAN KELUARGA

Published  Friday,     17 May 2019       10:00 AM

 

Written by Admin

 

 

 

 

HARI HIPERTENSI DUNIA

Hari Hipertensi Dunia yang diselenggarakan setiap tanggal 17 Mei kali ini bertujuan untuk meningkatkaan pemahaman dan kesadaran masyarakat bahwa hipertensi dapat dicegah dan diobati. Masyarakat harus dapat menumbuhkan kesadaran untuk cek kesehatan secara rutin, melakukan pengukuran tekanan darah secara berkala, dan mencegah serta mengendalikan hipertensi.

Hipertensi merupakan salah satu penyakit kardiovaskuler yang paling umum dan paling banyak di sandang masyarakat. Penyakit jantung dan pembuluh darah (kardiovaskuler) merupakan masalah kesehatan utama di negara maju maupun negara berkembang. Hipertensi menjadi penyebab kematian nomor satu di dunia setiap tahunnya. Hipertensi merupakan salah satu faktor risiko penyakit seperti jantung, gagal ginjal, diabetes, stroke.

 

Data World Health Organization (WHO) tahun 2015 menunjukan sekitar 1.3 miliar orang di dunia menyandang hipertensi, artinya 1 dari 3 orang di dunia terdiagnosis hipertensi. Jumlah penyandang hipertensi terus meningkat setiap tahunnya, diperkirakan pada tahun 2025 akan ada 1.5 miliar orang yang terkena hipertensi, dan diperkirakan setiap tahunnya 9.4 juta orang meninggal akibat hipertensi dan komplikasinya.

 

Tiga faktor risiko tertinggi pada laki-laki menurut Institute for Health Metrics and Evaluation (IHME) 2017 yaitu merokok, peningkatan tekanan darah sistolik dan peningkatan kadar gula. Sedangkan faktor risiko pada wanita yaitu peningkatan tekanan darah sistolik, peningkatan kadar gula darah, dan IMT tinggi.

 

Menurut data SRS (Sample Registration System) Indonesia tahun 2014, hipertensi dengan komplikasi 5.3% merupakan penyebab kematian nomor 5 pada semua umur. Sedangkan berdasarkan data International health metrics monitoring and evaluation (IHME) tahun 2017 di Indonesia, penyebab kematian pada peringkat pertama disebabkan oleh stroke, diikuti dengan penyakit jantung iskemik, diabetes tuberculosis, sirosis, diare, PPOK, Alzheimer, Infeksi saluran napas bawah dan gangguan neonatal serta kecelakaan lalu lintas.

 

Data BPJS menyebutkan biaya pelayanan hipertensi mengalami peningkatan setiap tahunnya yaitu pada tahun 2016 sebesar 2.8 triliun rupiah, tahun 2017 dan tahun 2018 sebesar 3 triliun rupiah.

 

Hipertensi disebut sebagai the silent killer karena sering tanpa keluhan, sehingga penderita tidak mengetahui dirinya menyandang hipertensi dan baru diketahui setelah terjadi komplikasi.

 

Kerusakan organ target akibat komplikasi hipertensi akan tergantung kepada besarnya peningkatan tekanan darah dan lamanya kondisi tekanan darah yang tidak terdiagnosis dan tidak diobati. Tekanan darah merupakan penyebab utama kematian, semua organ yang dimiliki pembuluh darah akan dirusak oleh hipertensi seperti otak.

 

Hipertensi dapat dicegah dengan mengendalikan perilaku berisiko seperti merokok, diet yang tidak sehat seperti kurang konsumsi sayur dan buah, serta konsumsi gula, garam dan lemak berlebih, obesitas, kurang aktifitas fisik, konsumsi alcohol berlebihan dan stress.

 

Upaya yang telah dilakukan dalam pencegahan dan pengendalian hipertensi diantaranya meningkatkan promosi kesehatan melalui KIE dalam pengendalian Hipertensi dengan perilaku Cerdik dan Patuh, meningkatkan pencegahan dan pengendalian hipertensi berbasis masyarakat dengan self awareness melalui pengukuran tekanan darah secara rutin, penguatan pelayanan kesehatan khususnya hipertensi.

 

Pemerintah telah melakukan berbagai upaya seperti meningkatkan akses ke Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP), optimalisasi system rujukan, dan peningkatan mutu pelayanan. Salah satu upaya pencegahan komplikasi hipertensi khususnya penyakit jantung dan pembuluh darah di FKTP melalui pelayanan terpadu (PANDU) PTM, 5 Pemberdayaan Masyarakat dalam deteksi dini dan monitoring faktor risiko hipertensi melalui Posbindu PTM yang diselenggarakan dimasyarakat, di tempat kerja dan institusi.

 

Kementerian Kesehatan menghimbau agar semua pihak baik pemerintah, swasta maupun masyarakat agar :

 

      a.       Dapat berpartisipasi dan mendukung upaya pencegahan dan pengendalian hipertensi

 

      b.      Menerapkan hidup sehat yang dimulai dari keluarga

 

      c.     Mengendalikan faktor risiko hipertensi dengan deteksi dini dan modifikasi gaya hidup dengan menerapkan perilaku CERDIK dan mengendalikan hipertensi dengan perilaku

           PATUH.