ENDING HIV/AIDS EPIDEMIC, COMMUNITY BY COMMUNITY

Published   Thursday,   28 November 2019      10:30 AM

 

Written by Admin

 

 

 

 

HIV adalah virus yang dapat menyebabkan AIDS. AIDS adalah yang terakhir dari tiga tahap infeksi HIV.

Pada tahap pertama, infeksi HIV akut, mengalami penyakit seperti flu dalam 2 sampai 4 minggu setelah terinfeksi. Itu dapat bertahan beberapa minggu. Orang-orang pada tahap ini memiliki virus dalam jumlah besar dalam darah mereka dan rentan akan menularkan infeksi.

Tahap kedua, latensi klinis, menandai suatu periode dimana virus aktif tetapi hanya bereproduksi pada tingkat rendah. Dalam tahap ini orang mungkin tidak mengalami gejala, tetapi masih dapat menularkan HIV ke orang lain. Tahap ini bisa bertahan puluhan tahun, tergantung perawatan, namun juga bisa lebih pendek masanya.

Tahap ketiga mengarah ke penyakit yang paling parah karena virus merusak system kekebalan sepanjang waktu.

Rata-rata, orang dengan AIDS yang tidak mendapatkan perawatan bertahan hidup tiga tahun. Perawatan pada ketiga tahap dapat mencegah atau memperlambat gejala dan mengurangi resiko penularan.

Tanda-tanda seseorang yang mengidap HIV dan AIDS mengalami gejala mirip flu – termasuk demam, menggigil, ruam, keringat malam, nyeri otot, sakit tenggorokan, kelelahan, pembengkakan kelenjar getah bening atau ulkus mulut – dalam dua minggu setelah infeksi. Dan untuk memastikan sebaiknya dilakukan tes.

Seseorang dapat terinfeksi HIV hanya melalui aktifitas tertentu ketika mereka bersentuhan dengan cairan tubuh tertentu. Darah, air mani, cairan pre-seminal, cairan rektal, cairan vagina, dan ASI dapat menularkan HIV.

Cairan ini harus bersentuhan dengan selaput lender atau jaringan rusak atau langsung disuntikkan ke dalam aliran darah (dari jarum atau syringe) agar penularan terjadi. Hubungan seks anal atau vaginal tanpa kondom dengan seseorang yang mengidap HIV adalah salah satu dari dua cara utama penyebaran virus. Penggunaan jarum atau alat suntik yang terkontaminasi juga dapat berpotensi menyebarkan virus. Seorang ibu dapat menularkan virus ke anaknya selama kehamilan.

HIV tidak dapat ditularkan melalui air liur, keringat, atau air mata kecuali darah dari seseorang dengan HIV bercampur. Menyentuh, berbagi kamar mandi, berciuman dan kegiatan lain tidak akan menyebarkan virus. HIV juga tidak bisa ditularkan melalui transfusi darah.

Orang dengan HIV dapat mengambil serangkaian obat yang disebut terapi antiretroviral (ART). ART memperlambat perkembangan virus, membuat mereka sehat bertahun-tahun dan secara dratis  mengurangi kemungkinan penyebaran virus. Terapi antiretroviral, biasanya menggunakan tiga obat, ditujukan untuk mengurangi viral load seseorang, tingkat HIV dalam darah.

Kombinasi obat-obatan dapat secara maksimal menekan virus HIV dan menghentikan perkembangan penyakit HIV. ART juga mencegah penularan HIV. Jika viral load tetap tidak terdeteksi, maka seseorang secara efektif tidak memiliki resiko penularan HIV ke pasangan HIV-negatif melalui seks. Menurut CDC, seseorang bisa mencapai viral load tidak terdeteksi dalam waktu enam bulan. Tetapi kehilangan dosis dapat meningkatkan beban dan resiko penularan HIV. Para peneliti sedang bekerja dalam upaya penyembuhan. Jika obat ditemukan, kemungkinan akan mengambil satu dari dua bentuk, menurut National Institute of Allergy and Infectious Diseases (NIAD).

Pemberantasan virus berarti HIV dihilangkan dari tubuh pasien. Pendekatan ini mendorong virus keluar dari keadaan latennya sehingga system kekebalan yang ditingkatkan atau terapi yang diberikan dapat menargetkan dan menghilangkan sel yang terinfeksi HIV. Para peneliti juga mempelajari mutasi gen pada orang-orang tertentu yang sel kekebalannya melawan HIV.

Obat fungsional atau remisi bebas ART yang berkelanjutan akan berarti bahwa HIV tidak dihilangkan tetapi lebih ditekan ke titik dimana obat harian tidak lagi diperlukan.

Cara mencegah penularan HIV AIDS, dari CDC menyarankan TIDAK MELAKUKAN HUBUNGAN SEKSUAL BEBAS.