RAPID TEST Di Lingkungan Kepolisian Resor Brebes

Written by meilansari

Published    Tuesday,     23 June 2020      10:45 AM

Written by Admin

 

 

 

 

 

 

 

 

Rapid test adalah metode skrining awal untuk mendeteksi antibody, yaitu IgM dan IgG, yang diproduksi oleh tubuh untuk melawan virus Corona. Antibody ini akan dibentuk oleh tubuh bila ada paparan virus Corona.
Bila antibody ini terdeteksi di dalam tubuh seseorang artinya tubuh orang tersebut pernah terpapar atau dimasuki oleh virus Corona. Namun perlu diketahui, pembentukan antibody ini memerlukan waktu, bahkan bisa sampai beberapa minggu. Hal inilah yang bisa menyebabkan keakuratan dari rapid test cukup rendah.

 

Jadi, rapid test disini hanyalah sebagai pemeriksaan skrining atau pemeriksaan penyaring, bukan pemeriksaan untuk mendiagnosa infeksi virus Corona atau Covid-19.

 

Tes yang dapat memastikan apakah seseorang positif terinfeksi virus Corona sejauh ini hanyalah pemeriksaan polymerase chain reaction (PCR). Pemeriksaan ini bisa mendeteksi langsung keberadaan virus Corona bukan melalui ada tidaknya antibody terhadap virus ini.

 

Prosedur dan Interpretasi Hasil Rapid Test

 

Prosedur pemeriksaan rapid test dimulai dengan mengambil sampel darah dari ujung jari yang kemudian diteteskan ke alat rapid test. Selanjutnya cairan untuk menandai antibody akan diteteskan di tempat yang sama. Hasilnya akan berupa garis yang muncul 10-15 menit setelahnya.

 

Hasil rapid test positif menandakan bahwa orang yang diperiksa pernah terinfeksi virus Corona. Meski begitu, orang yang sudah terinfeksi virus Corona dan memiliki virus ini didalam tubuhnya bisa saja mendapatkan hasil rapid test yang negative karena tubuhnya belum membentuk antibody terhadap virus Corona.

 

Jika hasilnya negative, pemeriksaan rapid test perlu diulang sekali lagi 7-10 hari setelahnya. Anda juga tetap disarankan untuk melakukan isolasi mandiri selama 14 hari walapun tidak mengalami gejala sama sekali dan merasa sehat.

 

Namun apabila rapid test anda positif, jangan panic. Antibody yang terdeteksi pada rapid test bisa saja merupakan antibody terhadap virus lain atau coronavirus jenis lain, bukan yang menyebabkan covid-19 atau Sars-CoV-2.

 

Selama isolasi,  hindari bepergian dan kontak dengan orang lain yang tinggal serumah, sambil menerapkan pola hidup bersih dan sehat. Terapkan phsycal distancing, yaitu menjaga jarak setidaknya 1 meter dari orang lain dan kenakan masker saat harus berinteraksi dengan orang lain.

 

Selain itu, apapun hasil rapid test nya, pantau terus kondisi kesehatan Anda. Bila muncul gejala covid-19 seperti batuk, demam, suara serak, dan sesak napas segera hubungi fasilitas layanan kesehatan atau hotline Covid-19 untuk mendapatkan pemeriksaan lebih lanjut.

 

Tidak semua orang dapat melakukan RAPID TEST

 

Karena keterbatasan alat, tidak semua orang dapat menjalani prosedur ini secara serentak. Sejauh ini pemeriksaan hanya diprioritaskan untuk orang yang lebih beresiko terkena covid-19. Kriterianya antara lain :

 

        ·         Orang dalam pengawasan, yaitu yang memiliki demam ≥ 38◦ C atau gejala gangguan system pernapasan, seperti pilek, batuk, dan sesak napas, serta memiliki riwayat perjalanan atau tinggal di area transmisi local, baik di Indonesia maupun luar negeri.

 

         ·         Orang yang memiliki riwayat kontak dengan kasus pasien dalam pengawasan (PDP)

 

         ·         Orang yang memiliki riwayat kontak dengan pasien yang terkonfirmasi atau kemungkinan besar positif covid-19

 

         ·         Masyarakat dengan risiko tertular paling tinggi, seperti petugas keseheatan di rumah sakit yang menangani covid-19

 

        ·         Masyarakat yang bekerja di Puskesmas atau Klinik, serta masyarakat dengan profesi yang interaksi sosialnya tinggi (TNI, polisi, pejabat public, ulama, petugas bandara, atau pedagang pasar).