DIFTERI BISA DICEGAH DENGAN IMUNISASI

Published  Wednesday,  13 December 2017   10:05 AM

Written by Admin

 

 

 

Saat ini, Indonesia tengah menghadapi Kejadian Luar Biasa (KLB) Difteri dibeberapa daerah. Termasuk di Ibu Kota Negara Indonesia, DKI Jakarta. Terkait hal tersebut, Kementrian Kesehatan Republik Indonesia melakukan respon cepat KLB dengan langkah OUTBREAK RESPONE IMMUNIZATION (ORI) pada 12 kabupaten/kota di 3 Provinsi yang mengalami KLB yakni Banten, Jawa Barat dan DKI Jakarta.

Menteri Kesehatan menjelaskan, adanya suatu kasus Difteri terkonfirmasi Laboratorium secara klinis sudah dapat menjadi dasar suatu daerah dinyatakan berada dalam kondisi KLB, karena tingkat kematiannya tinggi dan dapat menular dengan cepat. Menurut Menteri Kesehatan, KLB Difteri terjadi karena adanya kesenjangan imunitas atau immunity gap di kalangan penduduk suatu daerah. Keadaan ini terjadi karena ada kelompok yang tidak mendapatkan imunisasi atau status imunisasinya tidak lengkap sehingga tidak terbentuk kekebalan tubuh terhadap infeksi bakteri Difteri, sehingga mudah tertular Difteri. Meski Difteri mudah menular, berbahaya dan dapat menyebabkan kematian, Difteri ini dapat dicegah dengan Imunisasi.

Imunisasi untuk mencegah Difteri sudah termasuk kedalam program nasional imunisasi dasar lengkap, meliputi :

  • Tiga dosis imunisasi dasar DPT-HB-Hib (Difteri, Pertusis, Tetanus, Hepatitis B, dan Haemofilus Influensa tipe B) pada usia 2, 3 dan 4 bulan
  • Satu dosis imunisasi lanjutan DPT-HB-Hib saat usia 18 bulan
  • Satu dosis imunisasi lanjutan DT (Difteri Tetanus) bagi anak kelas 1 SD/Sederajat
  • Satu dosis imunisasi lanjutan Td (Difteri Tetanus) bagi anak kelas 2 SD/Sederajat
  • Satu dosis imunisasi lanjutan Td (Difteri Tetanus) bagi anak kelas 5 SD/Sederajat

Imunisasi ini upaya preventif yang spesifik terhadap penyakit. Imunisasi Difteri dimulai sejak usia anak 2, 3 dan 4 bulan. Lalu untuk meningkatkan antibodinya lagi, harus diulang di usia 2 tahun, 5 tahun, dan usia sekolah dasar. Pemerintah menjamin baik keamanan maupun ketersediaanya. Masyarakat bisa memanfaatkannya dengan tanpa biaya.