Published Tuesday, 17 April 2018 10:00 AM
Written by Admin
Dalam rangka mengembangkan Desa Siaga Aktif diperlukan orientasi bagi anggota Pokjanal dalam pengelolaan kelembagaan seperti kegiatan, sarana prasarana, dan dana operasional. Orientasi tersebut bukan hanya dalam pengelolaan kelembagaan, namun kapasitas pengetahuan kesehatan dasar bagi anggota FKD sebagai pelopor, fasilitator, dan motivator, dalam mendukung promosi kesehatan masyarakat. Dr. Muhtar menjelaskan, orientasi faktor yang mempengaruhi kelancaran dan keberhasilan program yaitu faktor yang bersumber dari pengurus atau kader FKD, kelembagaan FKD, Pemerintah Desa, Dinas Kesehatan atau Puskesmas, Private Sector atau Swasta, dan masyarakat. Tidak dapat dipungkiri bahwa sector kesehatan merupakan salah satu pilar utama untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Untuk itu pembangunan di bidang kesehatan selalu menjadi prioritas pemerintah, tegasnya.
Meskipun berbagai indikator derajat kesehatan masyarakat di Indonesia menunjukkan adanya perbaikan tetapi harus diakui masih banyak yang perlu dibenahi dan ditingkatkan. Sebagai contoh masalah kualitas gizi masyarakat dan kesehatan ibu dan anak. Permasalahan Kesehatan di Kabupaten Brebes tidak beda jauh dengan Kabupaten lain. Masalah utama kesehatan di Kabupaten Brebes antara lain masih tingginya Angka Kematian Ibu, Angka Kematian Bayi, kasus gizi buruk dibeberapa desa di Kabupaten Brebes, masih tingginya angka penyakit menular dan tidak menular, serta masalah kesehatan jiwa. Berbagai masalah kesehatan tersebut karena perliaku yang kurang sehat, pengelolaan lingkungan yang kurang mendukung kesehatan, akses dan kualitas pelayanan kesehatan yang belum optimal serta keterpaduan pengelolaan pembangunan kesehatan baik oleh pemerintah maupun masyarakat yang juga belum optimal.
Pertemuan Orientasi Anggota Pokjanal Desa Siaga Aktif Tingkat Kecamatan ini dilaksanakan Dinas Kesehatan Kabupaten Brebes melalui Seksi Promkes, Pemberdayaan Masyarakat dan Kesehatan Lingkungan. Disela-sela pertemuan semua peserta melakukan peregangan atau relaksasi untuk mengurangi ketegangan otot dan tentunya agar tetap fresh selama pertemuan berlangsung. Dengan pertemuan diharapkan anggota Pokjanal dalam mengembangkan desa siaga aktif meningkatkan kualitas ilmu pengetahuan dan teknologi terutama di bidang kesehatan masyarakat, serta mengajak peran aktif masyarakat untuk mengubah perilaku yang kurang mendukung kesehatan masyarakat menuju perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS), ikut serta mengelola dan menjaga lingkungan. Selain itu, Anggota Pokjanal sebagai Promotor dan Motivator Bidang Kesehatan di Desa Siaga Aktif diharapkan mampu mengajak masyarakat melaksanakan dan meningkatkan berbagai upaya kesehatan termasuk deteksi dini masalah kesehatan di masyarakat. Pengembangan Desa menuju Desa Siaga perlu upaya fasilitasi untuk mendorong masyarakat sadar, mau dan mampu serta peduli dalam mencegah dan mengatasi berbagai ancaman terhadap kesehatan.