Published Wednesday, 13 February 2019 10:15 AM
Written by Admin
Beberapa target MDGs dan indicator cakupan SPM bidang kesehatan diantaranya Angka Kematian Ibu (AKI), Angka Kematian Bayi (AKB), cakupan kunjungan ibu hamil dan cakupan persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan. Guna mendukung upaya tersebut salah satu program yang dikembangkan adalah kemitraan bidan, dukun bayi, dan kader posyandu. Kemitraan bidan dan dukun bayi merupakan salah satu upaya yang telah dicanangkan Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. Kader posyandu dipandang sebagai elemen strategis lain yang perlu bermitra. Elemen ini merupakan bentuk pengejawantahan nyata dari partisipasi masyarakat dalam peningkatan pelayanan kesehatan dasar di lingkungannya.
Dinas Kesehatan Kabupaten Brebes melalui Seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi mengadakan Sosialisasi Program Kesehatan Pada Kader Posyandu dan Dukun Bayi di 17 Kecamatan yang ada di Kabupaten Brebes. Dalam kegiatan ini tentunya, seluruh Bidan yang masing-masing ada di Kecamatan ikut hadir, begitu pula para kader dan dukun bayi wilayah per kecamatan. Angka kematian Ibu (AKI) merupakan barometer pelayanan kesehatan di suatu negara. Bila angka tersebut masih tinggi artinya pelayanan kesehatan ibu belum optimal, begitu juga sebaliknya. Tinggi atau rendahnya angka kematian tersebut sangat terkait dengan optimalisasi peran pemerintah dalam menyediakan layanan kesehatan yang layak dan partisipasi masyarakat dalam meningkatkan derajat kesehatan di lingkungannya. Proses persalinan ibu merupakan salah satu yang berkontribusi besar terhadap tinggiya Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia. Komplikasi atau kegawatdaruratan yang terjadi dalam proses persalinan dan satu minggu pertama masa nifas diperkirakan menyumbang 60% dari seluruh kematian ibu. Semakin tinggi jumlah persalinan yang dilakukan oleh dukun bayi akan semakin merugikan dan membahayakan keselamatan ibu dan bayi. Hal ini disebabkan karena para dukun bayi tidak memiliki kemampuan yang cukup untuk menangani komplikasi yang terjadi pada saat dan setelah persalinan.
Pertolongan persalinan yang aman oleh tenaga kesehatan yang terlatih merupakan cara yang efektif untuk menurunkan AKI. Meskipun demikian, tidak dapat dipungkiri bahwa banyak masyarakat Indonesia khususnya yang tinggal di desa-desa begitu pula beberapa di desa di Kabupaten Brebes memercayakan pertolongan persalinan pada dukun bayi yang merupakan bagian dari system kepercayaan dan kebudayaan masyarakat. Oleh karenanya peranan dukun bayi tidak dapat dihilangkan begitu saja, tetapi mereka diajak untuk bermitra dan mengalihkan sebagian perannya sebagai penolong persalinan kepada bidan.
Kualitas pelayanan kesehatan yang difasilitasi pemerintah dalam upaya menurunkan AKI antara lain ketersediaan, kemampuan dan ketrampilan tenaga kesehatan serta fasilitas kesehatan yang memadai. Sedangkan partisipasi masyarakat sangat dipengaruhi oleh ketersediaan ibu untuk memeriksakan kehamilan secara teratur, kesediaan ibu hamil untuk melakukan persalinan pada tenaga kesehatan, kesiapsiagaan masyarakat dalam mendukung proses rujukan ibu bayi saat terjadi kedaruratan persalinan, keaktifan para kader posyandu memberikan sosialisasi kesehatan ibu dan anak kepada masyarakat, serta kesediaan dukun bayi untuk beralih peran dari penolong persalinan menjadi mitra bidan dalam merawat ibu sebelum dan sesudah persalinan.
Kemitraan menempatkan bidan sebagai penolong persalinan dan mengalihfungsikan dukun menjadi mitra bidan, dan mendorong kader posyandu untuk memfasilitasi dan memediasi masyarakat dan dukun bayi agar seluruh proses persalinan dilakukan oleh bidan atau tenaga kesehatan lainnya. kegiatan bidan mencakup kegiatan sesuai tugas dan wewenang, etika dan tanggungjawab bidan. Tugas dukun dan bayi adalah merujuk ibu hamil dan merawat ibu nifas. Kader bersama dukun melaksanakan tradisi setempat yang positif berkaitan dengan ibu dan bayi baru lahir serta menghilangkan tradisi yang buruk. dengan kemitraan banyak dukun bayi dan kader akan menambah kekuatan bidan dalam menjalin kemitraan melakukan promosi kesehatan dan pendataan kesehatan ibu dan anak.
Dengan adanya Sosialisasi Kader dan Dukun Bayi di 17 wilayah Kecamatan yang ada di Kabupaten Brebes, dr. Sri Gunadi P M.Kes selaku Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Brebes berharap semoga dapat meningkatan pelayanan terhadap ibu hamil, bayi, ibu menyusui, dan balita. Tentunya membangun kemitraan atau kerja sama yang baik antara bidan, dukun bayi dan kader kesehatan dalam melakukan pelayanan terhadap ibu hamil, bayi, ibu menyusui dan balita. Ibu Idza Priyanti, SE, MH selaku Bupati Brebes mengajak peran masyarakat agar aktif dan senantiasa membantu Ibu hamil, dan Ibu Nifas dalam proses pelayanan kesehatannya, sehingga kemajuan pembangunan di desa atau kelurahan dapat terwujud dan terlaksana dengan baik. Beliau juga menyampaikan Pemerintah Kabupaten Brebes dan masyarakat desa dapat mendorong partisipasi masyarakat untuk meningkatkan pelayanan kesehatan bagi ibu, bayi dan balita, sebagai bahan dalam mengelola program kemitraan bidan, dukun bayi dan kader posyandu sehingga ada sinergisasi program yang dikembangkan Kementrian Kesehatan terkait kemitraan bidan dan dukun bayi dengan program pengembangan posyandu. Dalam kesempatan ini pula Bupati Idza Priyanti memberikan transport kepada Kader kesehatan dan Dukun bayi di wilayah kecamatan masing-masing di Kabupaten Brebes.