Accelerating the Promise of 3 Zeros in Indonesia

Published    Wednesday,     August 31st 2022    1:12 PM

 

Written by Admin

 

 

 

 

 

The 2nd International Conference on Indonesia Family Planning and Reproductive Health (ICIFPRH) merupakan konfrensi /kegiatan pertemuan yang membahas isu Keluarga berencana dan kesehatan reproduksi di Indonesia. Kegiatan ini melibatkan pakar, pembuat kebijakan, pengelola program, LSM, mitra pembangunan, asosiasi profesi, serta praktisi dari internasional dan nasional. Konferensi ini diadakan setiap dua tahun sekali dengan mengusung tema yang berbeda. ICIFPRH dilaksanakan oleh Konsorsium "Champions of Indonesia Family Planning and Reproductive Health” yang terdiri berbagai Organisasi/Institusi yang bergerak di Kesehatan Reproduksi, Kesehatan Ibu dan Anak dan Kelaurga berencana. Jhpiego merupakan salah satu organisasi yang menjadi Konsorsium ini.

Tema ICIFPRH tahun 2022 adalah Accelerating the Promise of 3 Zeros in Indonesia, yang bertujuan untuk meng-highlight kampanye dan kemajuan pelaksanaan 3 Zero di Indonesia yiatu; zero unmet need for contraception, zero preventable maternal deaths, and zero gender-based violence and harmful practices.

The 1st ICIFPRH tahun 2019 telah sukses dilaksanakan di Kota Yogyakarta pada 30 September to 2 November 2019 yang dihadiri oleh oleh 796 pembicara dan peserta dari 18 negara, dan setidaknya 40.000 peserta online di Kanal YouTube ICIFPRH. Pada Bulan Juni tahun 2021 dilaksanakan pertemuan ilmiah online sebagai solusi penyelenggaraan dimasa Pandemic Covid – 19. Tahun 2022, the “Champion of Indonesia Family Planning and Reproductive Health" beserta jejaring dan pemangku kepentingan KIA Kesehatan Ibu dan Anak), Kesehatan Reproduksi dan Keluarga Berencana kembali berkumpul di Yogyakarta untuk membahas progress, keberhasilan dan tantangan seputar Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi Indonesia dalam The 2nd International Conference on Indonesia Family Planning and Reproductive Health (ICIFPRH).

ICIFPRH 2022 merupakan kesempatan bagi para champion mempresentasikan praktik baik yang telah dilakukan dimasing-masih wilayah. Tidak ketinggalan projek KBPP pilihan - Jhpiego menyampaikan best practice atau pembelajaran baik dari beberapa Kabupaten kota dampingan Program KBPP PIlihan Jhpiego kepada stakeholder dan jejaring KIA, KB dan Kespro di Indonesia. Diantaranya dari Kabupaten Brebes, Kota Bandung, Kab. Karawang, Kab. Labuanbatu.

Pembelajaran baik dari Kabupaten Brebes yang membahas tentang Pemanfaatan data sbg media Informasi dlm pengambilan keputusan dan mempertahankan kualitas serta capaian KBPP secara berkelanjutan yang disampaikan oleh dr. Rudi Pangarsaning Utami, M Kes. selaku Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Kab. Brebes.

dr. Rudi Pangarsaning Utami, M Kes. menjadi salah satu pemateri di Satelit 1 Tema: Penguatan Pelayanan KBPP berdasarkan WHO Health system Building Block. Dalam paparannya dr. Utami menyampaikan karena Kemenkes dan BKKBN memasukan indikator KBPP dalam target RPJMN/ Renstra tahun 2020-2024 dimana Target KBPP :

• 100% (seratus per seratus) ibu bersalin di fasilitas kesehatan mendapatkan Konseling KBPP;

• 70% (tujuh puluh per seratus) ibu bersalin menggunakan KBPP;

• dari 70% (tujuh puluh per seratus) ibu bersalin, 50% (lima puluh per seratus) diantaranya menggunakan Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP)

Kabupaten Brebes yang masih memiliki tanggung jawab dalam menurunkan AKI/AKB maka KBPP merupakan program uggulan dan prioritas utamanya di Seksi Kesehatan Keluarga & Gizi. Brebes memiliki 9 Faskes intervensi Jhpiego (5 Puskesmas ,2 PKM lama yaitu Puskesmas Ketanggungan dan Puskesmas Bojongsari serta 3 PKM baru: Puskesmas Brebes, Kluwut dan Paguyanangan) dan 4 RS yaitu RSUD Brebes, RS Mutiara Bunda, RS Alam Medica Bumiayu dan RS Amanah MAhmudah.

Lebih lanjut Dr. Utami memberikan gambaran yang dilakukan setelah menggunakan data dashboard melalui proses monitoring dan melakukan analisis data capaian serta standart kinerja fasilitas kesehatan. Metode analisis yang dilakukan siklus Plan, Do, Check, Action dimana Analisis dikaitkan dengan tools alat pantau kinerja KBPP menganalisis telah melihat aspek/faktor sumberdaya , sarana prasarana yg tersedia, konselingnya, pelayanan KBPP nya dan tata kelola serta dukungan dari manajemen fasilitas kesehatan.dr. Utami juga menampilkan Hasil analisis data yang menjelaskan perubahan kecil/besar yang cukup berdampak terhadap capaian, baik dari sisi budgeting, membangun system maupun meningkatkan kualitas dan kuantitas pelayanan KB Pasca Persalinan. Lebih lanjut dr Utami menyampaikan trend capaian KBPP Brebes periode Jan 2021 sd Juli 2022 datanya nampak naik dan ada bulan tertentu yg turun, penurunan tersebut karena naiknya kasus Covid. Melihat data ini meskipun dibeberapa bulan terjadi penurunan namun dibulan berikutnya dia cenderung naik, hal ini mennadakan bahwa Tim Mutu baik dilevel faskes maupun di Kabupaten berperan dan berfungsi cukup baik sehingga relative stabil pelayanan KBPP nya. Terakhir dr. Utami berharap segala upaya yang dilakukan ini dapat mendorong dalam meminimalisir Angka Kematian Ibu dan Bayi serta stunting di Kabupaten Brebes, “Manene Slamet Bayine Sehat”.