PERTEMUAN MANAJER KASUS HIV ATAU AIDS KABUPATEN BREBES TAHUN 2018

Published  Friday,    09 February 2018      09:15 AM

Written by Admin

 

 

 

 

 

Manajer Kasus HIV atau AIDS merupakan layanan yang berpusat pada klien (ODHA), menghubungkannya dengan pelayanan kesehatan dan psikososial untuk memastikan tahapan perawatan Anti Retroviral Treatment (ART) yang memadai dan terkoordinasi. Melalui Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Kabupaten Brebes mengadakan Pertemuan Manajer Kasus HIV atau AIDS di Kabupaten Brebes. Pertemuan Manajer Kasus HIV atau AIDS bertujuan untuk pendampingan bagi kelompok ODHA (Orang terdeteksi dengan HIV atau AIDS). Dengan dana APBD, manajer kasus HIV atau AIDS isi sudah dilakukan sejak tahun 2015 di Kabupaten Brebes. Sebanyak 15 orang mengikuti pelatihan pendampingan manajer kasus HIV atau AIDS pada tahun 2015, dan peserta yang aktif saat itu hanya 5 orang.

Sehubungan masih tingginya angka Lost Follow Up (LFU) pada jumlah kasus terdeteksi ODHA, maka tahun 2018 ini, pertemuan dilakukan guna menyegarkan kembali dengan pembekalan untuk manajer kasus HIV atau AIDS. Sejak tahun 2006-2017 telah ditemukan 619 kasus ODHA di Kabupaten Brebes, sebanyak 34% atau sekitar 422 kasus melakukan pengobatan ART (Anti Retroviral Treatment) sampai dengan Desember tahun 2017.

Pembekalan untuk meningkatkan ketrampilan manajer kasus perlu dilakukan agar di tahun 2018 diharapkan meningkatkan cakupan pemeriksaan dan pengobatan sampai 90%. Kelompok kunci beresiko terkena HIV dan AIDS antara lain ibu hamil, pasien TB, Waria, Komunitas Gay, dan WTS atau WPS. Kelompok kunci ibu hamil perlu ditest HIV, seandainya ibu hami terdeteksi HIV tidak akan menular pada anaknya karena di tahun 2017 ditemukan sebanyka 7 kasus HIV pada ibu hamil. Sedangkan sebanyak 33% kasus HIV yang positif AIDS dan terkena TB dan jumlah ini yang paling banyak ditemukan.

Manajer Kasus HIV atau AIDS ini dilakukan selain untuk pembekalan bagi petugas juga merupakan salah satu upaya untuk membantu memenuhi target SPM (Standar Pelayanan Minimal) dimana perlu dilakukan sosialisasi pada masyarakat untuk dites HIV, kemudian mendampingi apabila sudah terdeteksi positif HIV agar mau melakukan pengobatan ART. Salah satu kendala yang dijumpai adalah masalah psikososial penderita positif HIV. Para manajer kasus inilah yang bertugas untuk membantu klien untuk bisa mengakses kebutuhan akan medis dan membantu pasien untuk paham dan menjalani petunjuk medis.

Semoga dengan pertemuan manajer kasus HIV atau AIDS ini, para manajer kasus lebih terampil dalam perawatan dan dukungan pengobatan HIV. Dipromosikan sebagai pendekatan sistematis agar kebutuhan kesehatan dapat dicapai dengan tetap menjaga kerahasiaan klien, dilakukan secara profesional dan berkelanjutan serta output yang diharapkan adalah kemandirian pasien.