Rapat Koordinasi POPM FILARIASIS Kabupaten Brebes Tahun 2018

Published  Tuesday,   23 October 2018     09:55 AM

Written by Admin

 

Ibu dra J. P Dewi mengungkapkan bahwa Pemerintah terus melakukan upaya kesehatan di pusat dan daerah. Pelaksanaan program kesehatan baik di pusat maupun daerah menjadi bahan evaluasi dan monitoring agar mengetahui perkembangan keberhasilan program kesehatan yang sudah terlaksana. Rapat Koodinasi POPM Filariasis yang diadakan di Gedung PGRI dengan peserta bukan hanya dari petugas Puskesmas se Kabupaten Brebes, melainkan tenaga kesehatan dari Rumah Sakit yang ada di Kabupaten Brebes, serta Bapak, Ibu Pejabat dari lintas sector beserta beberapa karyawan perwakilan dari SKPD terkait dan Tim Promosi Kesehatan dari Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah ikut menghadiri pertemuan ini. Dijelaskan oleh Bapak Ismawan SKM selaku Kasie Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular dan Tidak Menular, bahwa Filariasis merupakan Penyakit Menular, oleh karenanya kita semua sudah seharusnya waspada, dan tentunya ikut mencegah Penyakit Filariasis bagi diri sendiri, keluarga maupun masyarakat di lingkungan kita. Ia disebabkan oleh cacing Filaria yang ditularkan melalui berbagai jenis nyamuk. Cacing tersebut hidup di kelenjar dan saluran getah bening sehingga menyebabkan kerusakan pada system linfatik yang dapat menimbulkan gejala akut dan kronis.

“Gejala akut berupa peradangan kelenjar dan saluran getah bening terutama di daerah pangkal paha dan ketiak namun dapat pula terjadi di daerah lain. Sedangkan gejala kronis terjadi akibat penyumbatan aliran limfe utamanya didaerah yang sama dengan terjadinya peradangan dan menimbulkan gejala seperti kaki gajah”, ungkap Beliau. Filariasis ini menyebar hampir di seluruh wilayah Indonesia, sumber dari Bapak Janan, programmer P3PTM Dinkes di Kabupaten Brebes sendiri kasus Penyakit Kaki Gajah atau Filariasis mencapai 42 penderita hingga tahun 2018. Dan tersebar di beberapa wilayah di Kabupaten Brebes seperti Bulakamba, Siwuluh, Cikeusal, Losari, Jatibarang, Jatirokeh, Sirampog, Salem, Brebes, Winduaji, Bumiayu, Bentar, Jagalempeni, Tonjong, Tanjung, Ketanggungan, Sitanggal, Kluwut, Paguyangan, Bojongsari, Larangan, dan Kutamendala. Dinas Kesehatan Kabupaten Brebes berkoordinasi dengan SKPD terkait dan lintas sector untuk bersama dalam pencegahan penyakit Filariasis di Kabupaten Brebes. Filariasis menjadi masalah kesehatan masyarakat dunia. Di Indonesia program Eliminasi Filariasis dimulai pada tahun 2002.

Data Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, hanya ada 6 provinsi yang bukan daerah endemis Kaki Gajah (Filariasis) di Indonesia yaitu DKI Jakarta, DI Yogyakarta, Jawa Timur, Bali, Sulawesi Tenggara, dan Nusa Tenggara Barat. Dari 514 Kabupaten/Kota di Indonesia, sebanyak 236 Kabupaten/Kota yang tersebar di 28 Provinsi masih merupakan daerah endemis FIlariasis, salah satunya Kabupaten Brebes. Dalam pertemuan koordinasi ini, Dinas Kesehatan Kabupaten Brebes melaksanakan dua pilar dalam upaya pencegahan Filariasis yaitu memutuskan rantai penularan dengan Pemberian Obat Massal Pencegahan Filariasis (POMP) di daerah endemis serta mencegah dan membatasi kecacatan Filariasis, ungkap Bapak Ismawan.